02706 2200253 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059040001200100100002500112245007100137250001700208300003400225504003200259020002200291082001200313084001800325260003200343520202200375650002102397650002202418850001202440INLIS00000000069448920220804032248 a0010-0822000022ta220804 g 0 ind  aJIPUBAY0 aDaud Tjondrorahardja1 aFamily business :bfrom abc to mba edisi 2 /cDaud Tjondrorahardja aEd. 2; Cet.1 axxvi, 76 hlm :bilus ;c24 cm aBibliografi : halaman 63-64 a978-623-6476-05-5 a658.045 a658.045 DAU f aYogyakarta :bExpert,c2021 aBuku ini merupakan bunga rampai dari berbagai karya penulis yang telah berhasil dimuat dalam berbagai media masa baik koran dan majalah. Selain itu, pengalamannya dalam menangani bisnis keluarga yang sampai saat ini masih dikelola juga dijadikan sebagai pegangan penulisan. Di dalam bukunya, penulis mengungkapkan bahwa dalam menangani perusahaan keluarga ada dua faktor yang harus diperhatikan yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal yang dimaksud di sini adalah pusat pengambilan keputusan, pergantian kepemimpinan, delegasi, dan pola pikir era agrikultur yang masih melekat di jaman informasi ini. Obsesi sukses paradigma lama masih terbawa dalam menjalankan perusahaan keluarga sehingga lebih mempercayai “sempoa” dari pada teknologi alat bantu seperti komputer. Dalam mengoperasikan perusahaan keluarga obsesi tersebut justru sering membuat “bumerang” bagi generasi selanjutnya. Komunikasi kebudayaan dan “interpersonal” tiap generasi memang harus dijaga, untuk bisa memadukan pengetahuan yang telah didapat baik dari lapangan maupun dari bangku sekolah dengan penyelesaikan win-win solution. Kunci dalam menjalankan perusahaan keluarga terutama adat timur termasuk Indonesia bisa diartikan dalam lima jari tangan antara lain jempol (ibu jari), jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking. Seperti terungkap dalam jari tangan, bahwa falsafah dalam binis keluarga adalah pertama, acungan jempol (ibu jari) yang berarti menghormati generasi awal dalam keputusan memberikan tongkat estafet kepada generasi terpilih (adat). Ke dua, jari telunjuk yang digunakan dalam menunjuk atau mengoperasikan bisnis keluarga harus menggunakan ilmu manajemen. Ketiga, jari tengah, maksudnya dalam menjembatani bisnis keluarga diperlukan alat yaitu iptek seperti komputer, internet dan lain-lain. Keempat, jari manis yang berdasarkan karakternya merupakan cermin perilaku yang manis. Terakhir adalah jari kelingking yang diibaratkan meskipun kecil namun harus mempunyai jiwa kewirausahaan. 4aManajemen bisnis 4aPerusahaan bisnis aJIPUBAY