01429 2200217 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059040001200100100001800112245003300130250001100163300002500174082001200199084001800211260003600229500092400265600001001189850001201199INLIS00000000069350220210721021817 a0010-0721000020ta210721 d 0 ind  aJIPUBAY aArshy Mentari1 aTeman duduk /cArshy Mentari aCet. 1 avi, 118 hlm ;c19 cm a899.221 a899.221 ARS t aYogyakarta :bBuku Mojok,c2020 aKita ada di zaman mahalnya harga sebuah telinga. Mendengar dengan empati jadi pekerjaan sulit. Sekadar menjadi pendengar, akan diingat dengan cara yang berbeda. Ketika dunia tidak pernah mau berganti bicara, sibuk bersuara, pada akhirnya tidak ada yang merasa cukup dimengerti.Semakin beranjak dewasa, beberapa segi kehidupan justru terasa menyempit. Entah memang sempit atau sekadar rasa merasa sebab tak banyak lagi teman untuk berbagi cerita suka dan duka. Hidup seolah menuntut kita untuk bergerak cepat hingga mengabaikan relasi emosional bahkan membuatnya tampak bagai ajang kompetisi.Kegelisahan inilah yang dihadirkan melalui tokoh Aku pada karya prosa yang ada di tangan Anda saat ini. Mulai dari dinamika kehidupan bersama hingga berbagai sudut pandang dalam melihat dinamika tersebut. Paparannya diangkat dari fenomena nyata keseharian sehingga—barangkali—mudah pula dihayati sebagai pengalaman personal. 4aFiksi aJIPUBAY