01744 2200289 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020002200100100002100122245020200143250001100345260007200356300003400428700002800462700002200490700002200512700001400534700002400548700001200572082000800584084001400592650003900606520078700645990002201432INLIS00000000069573620231006102242 a0010-1023000026ta231006 g 0 ind  a978-602-5963-21-60 aMarmiati Mawardi1 aKeberagaman remaja SMA: kesalehan, kebangsaan, dan potensi radikalisme /cMarmiati Mawardi [et. al. ], editor: Arnis Rachmadhani, penyunting: Arnis Rachmadhani, Rosidin, Sulaiman, Joko Tri Haryanto acet. 1 aSemarang :bBalai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang,c2018 ax, 276 hal. :bIlus ;c24 cm.0 aLilam Kadarin Nuriyanto0 aArnis Rachmadhani0 aJoko Tri Haryanto0 aDahlan AR0 aTiti Isnaini Fauzah0 aZakiyah a297 a297 MAR k 4aKehidupan beragama (Islam) Pelajar aP erilaku keberagamaan siswa SMA, merupakan hasil dari pendidikan keagamaan di sekolah dan aktivitas siswa di lingkungan kesehariannya. Proses pendidikan ini berkembang mempengaruhi pemahaman, sikap dan perilaku keagamaan siswa SMA. Beberapa lembaga pendidikan setingkat SMA mengakui berkembangnya faham-faham radikal di kalangan siswa SMA disebabkan kurangnya pengawasan pihak sekolah terhadap kegiatan mentoring keagamaan. Fakta ini terlihat pada hasil survey (2010- 2011) yang dilakukan oleh Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP), yang mengungkapkan bahwa hampir 50% pelajar setuju tindakan radikal. Demikian juga riset Maarif Institute pada tahun 2011 yang mengungkapkan bahwa sekolah menjadi ruang terbuka bagi kelompok radikal menyebarkan faham keagamaan dan jaringannya a00409/DPKBWI/2023