Cite This        Tampung        Export Record
Judul Teman duduk / Arshy Mentari
Pengarang Arshy Mentari
EDISI Cet. 1
Penerbitan Yogyakarta : Buku Mojok, 2020
Deskripsi Fisik vi, 118 hlm ;19 cm
Subjek Fiksi
Catatan Kita ada di zaman mahalnya harga sebuah telinga. Mendengar dengan empati jadi pekerjaan sulit. Sekadar menjadi pendengar, akan diingat dengan cara yang berbeda. Ketika dunia tidak pernah mau berganti bicara, sibuk bersuara, pada akhirnya tidak ada yang merasa cukup dimengerti.Semakin beranjak dewasa, beberapa segi kehidupan justru terasa menyempit. Entah memang sempit atau sekadar rasa merasa sebab tak banyak lagi teman untuk berbagi cerita suka dan duka. Hidup seolah menuntut kita untuk bergerak cepat hingga mengabaikan relasi emosional bahkan membuatnya tampak bagai ajang kompetisi.Kegelisahan inilah yang dihadirkan melalui tokoh Aku pada karya prosa yang ada di tangan Anda saat ini. Mulai dari dinamika kehidupan bersama hingga berbagai sudut pandang dalam melihat dinamika tersebut. Paparannya diangkat dari fenomena nyata keseharian sehingga—barangkali—mudah pula dihayati sebagai pengalaman personal.
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Bukan fiksi atau tidak didefinisikan
Target Pembaca Remaja

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000057700 899.221 ARS t Dapat dipinjam Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyuwangi - Dos 31 ( Pojok Baca Kejaksaan Negeri Banyuwangi ) Tersedia
00000057701 899.221 ARS t Dapat dipinjam Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyuwangi - Ruang Baca Umum Tersedia
00000057702 899.221 ARS t Dapat dipinjam Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyuwangi - Ruang Baca Umum Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000693502
005 20210721021817
007 ta
008 210721################d##########0#ind##
035 # # $a 0010-0721000020
040 # # $a JIPUBAY
082 # # $a 899.221
084 # # $a 899.221 ARS t
100 # # $a Arshy Mentari
245 1 # $a Teman duduk /$c Arshy Mentari
250 # # $a Cet. 1
260 # # $a Yogyakarta :$b Buku Mojok,$c 2020
300 # # $a vi, 118 hlm ; $c 19 cm
500 # # $a Kita ada di zaman mahalnya harga sebuah telinga. Mendengar dengan empati jadi pekerjaan sulit. Sekadar menjadi pendengar, akan diingat dengan cara yang berbeda. Ketika dunia tidak pernah mau berganti bicara, sibuk bersuara, pada akhirnya tidak ada yang merasa cukup dimengerti.Semakin beranjak dewasa, beberapa segi kehidupan justru terasa menyempit. Entah memang sempit atau sekadar rasa merasa sebab tak banyak lagi teman untuk berbagi cerita suka dan duka. Hidup seolah menuntut kita untuk bergerak cepat hingga mengabaikan relasi emosional bahkan membuatnya tampak bagai ajang kompetisi.Kegelisahan inilah yang dihadirkan melalui tokoh Aku pada karya prosa yang ada di tangan Anda saat ini. Mulai dari dinamika kehidupan bersama hingga berbagai sudut pandang dalam melihat dinamika tersebut. Paparannya diangkat dari fenomena nyata keseharian sehingga—barangkali—mudah pula dihayati sebagai pengalaman personal.
600 # 4 $a Fiksi
850 # # $a JIPUBAY
Content Unduh katalog