Cite This        Tampung        Export Record
Judul Provinsi lampung dari daerah penerima menjadi potensi daerah pengirim Transmigrasi / Buchori Ayik & Trisnaningsih
Pengarang Buchori Ayik
Trisnaningsih
EDISI Cet. 1
Penerbitan Yogyakarta : Histokultura, 2015
Deskripsi Fisik 76 hlm. :ilus. ;27 cm.
ISBN 978-602-72847-2-2
Subjek Lampung -- Imigrasi dan emigrasi
Abstrak Sejak zaman kolonial, Lampung telah menjadi sasaran pemindahan penduduk dari Pulau Jawa oleh pemerintahan Belanda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di perkebunan. Secara formal, Lampung dijadikan tonggak sejarah transmigrasi di Indonesia sejak tahun 1905, hal ini ditandai oleh pemindahan para transmigran sebanyak 155 KK dari Pulau Jawa daerah Kedu Jawa Tengah ke Desa Bagelen, Gedung Tataan, Kabupaten Lampung Selatan. Untuk transmigrasi di Desa Bagelen, Kabupaten Pesawaran ( mengenang sejarah transmigrasi di Indonesia didinkan museum setelah pernekaran wilayah tahun 2007). Setelah kemerdekaan, program transmigrasi semakin intensif dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk meratakan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk. Program transmigrasi umum yang dilakukan oleh pemerintah sejak 1971 sampai tahun 1984 mempunyai dampak yang besar terhadap kependudukan di Provinsi Lampung, yaitu meningkatnya jumlah, pertumbuhan, dan kepadatan penduduk. Melihat permasalahan yang muncul yang begitu kompleks, pada waktu itu Gubemur Lampung Yasir Hadi Broto mengambil kebijakan untuk menutup transmigrasi umum ke Lampung. Walaupun transmigrasi umum telah dinyatakan ditutup, migrasi penduduk ke Lampung tidak dapat dibendung, karena akses ke wilayah ini cukup mudah, dan murahnya harga lahan pertanian pada waktu itu, menyebabkan jumlah migran masuk ke Lampung tetap tinggi, sehingga semakin tahun jumlah penduduk semakin banyak. Mentransmigrasikan penduduk yang telah terlanjur banyak di Lampung merupakan salah satu strategi pemerintah mengurangi jumlah dan kepadatan penduduk. Oleh karena itu, sejak tahun 2007, pemerintah daerah bekerjasama dengan beberapa Provinsi dan Kabupaten Kalimantan untuk mentransmigrasikan penduduk ke wilayah tersebut. Dalam kurun waktu lima tahun telah ditransmigrasikan penduduk Lampung ke Kalimantan sebanyak 385 Kepala Keluaga atau sekitar 1925 jiwa.
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Bukan fiksi atau tidak didefinisikan
Target Pembaca Tidak diketahui / tidak ditentukan

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000071607 307.209 598 18 BUC p Diolah Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyuwangi - Ruang Baca Umum Tersedia
00000071608 307.209 598 18 BUC p Diolah Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyuwangi - Ruang Baca Umum Tersedia
00000071609 307.209 598 18 BUC p Diolah Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyuwangi - Ruang Baca Umum Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000697615
005 20240624092418
007 ta
008 240624###########################0#ind##
020 # # $a 978-602-72847-2-2
035 # # $a 0010-0624000339
040 # # $a JIPUBAY
082 # # $2 [23]$a 307.209 598 18
084 # # $a 307.209 598 18 BUC p
100 # # $a Buchori Ayik
245 1 # $a Provinsi lampung dari daerah penerima menjadi potensi daerah pengirim Transmigrasi /$c Buchori Ayik & Trisnaningsih
250 # # $a Cet. 1
260 # # $a Yogyakarta :$b Histokultura,$c 2015
300 # # $a 76 hlm. : $b ilus. ; $c 27 cm.
520 # # $a Sejak zaman kolonial, Lampung telah menjadi sasaran pemindahan penduduk dari Pulau Jawa oleh pemerintahan Belanda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di perkebunan. Secara formal, Lampung dijadikan tonggak sejarah transmigrasi di Indonesia sejak tahun 1905, hal ini ditandai oleh pemindahan para transmigran sebanyak 155 KK dari Pulau Jawa daerah Kedu Jawa Tengah ke Desa Bagelen, Gedung Tataan, Kabupaten Lampung Selatan. Untuk transmigrasi di Desa Bagelen, Kabupaten Pesawaran ( mengenang sejarah transmigrasi di Indonesia didinkan museum setelah pernekaran wilayah tahun 2007). Setelah kemerdekaan, program transmigrasi semakin intensif dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk meratakan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk. Program transmigrasi umum yang dilakukan oleh pemerintah sejak 1971 sampai tahun 1984 mempunyai dampak yang besar terhadap kependudukan di Provinsi Lampung, yaitu meningkatnya jumlah, pertumbuhan, dan kepadatan penduduk. Melihat permasalahan yang muncul yang begitu kompleks, pada waktu itu Gubemur Lampung Yasir Hadi Broto mengambil kebijakan untuk menutup transmigrasi umum ke Lampung. Walaupun transmigrasi umum telah dinyatakan ditutup, migrasi penduduk ke Lampung tidak dapat dibendung, karena akses ke wilayah ini cukup mudah, dan murahnya harga lahan pertanian pada waktu itu, menyebabkan jumlah migran masuk ke Lampung tetap tinggi, sehingga semakin tahun jumlah penduduk semakin banyak. Mentransmigrasikan penduduk yang telah terlanjur banyak di Lampung merupakan salah satu strategi pemerintah mengurangi jumlah dan kepadatan penduduk. Oleh karena itu, sejak tahun 2007, pemerintah daerah bekerjasama dengan beberapa Provinsi dan Kabupaten Kalimantan untuk mentransmigrasikan penduduk ke wilayah tersebut. Dalam kurun waktu lima tahun telah ditransmigrasikan penduduk Lampung ke Kalimantan sebanyak 385 Kepala Keluaga atau sekitar 1925 jiwa.
650 # 4 $a Lampung -- Imigrasi dan emigrasi
700 0 # $a Trisnaningsih
850 # # $a JIPUBAY
Content Unduh katalog